Ngga ngerti kenapa bisa sampe seperti ini. Harusnya sudah tau, karena sudah diberitahu beberapa waktu yang lalu. Tapi kenapa bisa?
Kepala terasa penuh, seperti kenangan yang terbentuk. Awal bertemu, lika liku, sampai akhirnya seperti ini. Tapi masih sungguh berat dimengerti, sulit dilupakan. Kenangannya terlalu berat. Beraaaaaaaaaaatttt sekali.
Saat memulai untuk bicara tidak menuai benih apapun, lalu harus apa? Dan saat berkoar koar tidak juga dianggap, harus bagaimana?
*hela nafas*
Mungkin saatnya benar benar pergi. Tanpa melihat dibalik punggung. Tanpa menatap yang terjadi diantara kalian. Salah sendiri, kenapa tidak pernah menjadi cantik. Kalau begini, mungkin pergi saja, berharap terlempar ke bulan, lalu ke bintang, ke mars, lalu ke pluto. Yang jauh. Jauuuuhh sekali. Agar hatinya tidak meringis.
Pergi, membawa serta semua beratnya kenangan manis. Mungkin akan menjadi lagu pengantar tidur suatu malam nanti. Yang pasti sudah tidak tahan lagi, menanggung kenangan manis yang teramat berat, yang pada kenyataannya... semua hanya bisa dikenang.
Tidak apa, bila suatu saat kau datang dan butuh, sudah siap. Siap mengakhiri percakapan, siap mematikan telpon masuk, siap menghapus pesan, dan siap segalanya.
Datanglah saat kau butuh, berkata manislah saat kau butuh, berperilaku baiklah saat kau butuh. Yaa, seperti yang selama ini kau lakukan. Kemudian, hilanglah.
Namun satu hal yang akan selalu tertagih darimu: Ajakan pergi bermain seluncur es.
4 comments:
hhhh..
*sigh*
ya, ken, deep sigh...
fan paragraf kedua dari terakhir kalo dibaca lagi, kok jleb banget ya? Apa lagi pas bagian..
"Kemudian, hilanglah."
Mengingatkan aku sm bbrp kenangan buruk. huhu
karena emang itu ken yang aku alami. ada orang yang kalo dateng ke aku cuma pas dia galau karena masalahnya, pas dia kehilangan semangat atau semacamnya. eehh pas dia udah semangat, I lost his presence. that simple...
hehe ini juga kenangan buruk aku ken. dan esensi dari semua posting di blog aku ya...kenangan.
Post a Comment