Saturday, November 19, 2011

Behind All That "Best Academic 2011" Euphoria

Benar. Dibalik pria sukses ada seorang wanita yang mendukungnya untuk meraih kesuksesan yang diincarnnya. Dan Benar. Dibalik wanita sukses ada sakit hati dan suatu kekecewaan besar yang mendukungnya untuk meraih kesuksesan yang diincarnya.

Mungkin itu skeptis. Gue setuju. Gue memang skeptis.

Siapa sih yang ngga bangga menyabet suatu title dalam ajang kompetisi yang cukup bergengsi walau cuma di kalangan internal kampus? Walau itu bukan yang The Best Student of All. Walau itu hanya sekedar title "The Best Academic". Gue sendiri pun ga pernah menyangka bakal dapet gelar ini. Best Academic? Hell-o!! I dont think I'm smart that much.




















Ya, gue memang bangga. Ngga bohong.

Tapi ngga bohong juga, ada suatu kekecewaan dibalik rasa bangga yang gue punya.

Nyokap bokap ga ada yang nonton dan menyaksikan anaknya mendapat gelar Best Academic 2011. Bahkan ade gue yang satu kampus sama gue pun malah pulang dan ngga nontonin kakaknya berdiri tegang di atas panggung. Bokap ngga mau berkorban waktu sedikit dan malah ngajak ribut.

Bahkan saat sampai di rumah pun gue ga diberi selamat atau apapun. What the hell ever.

Beberapa orang yang selama ini gue anggap teman yang amat baik juga ngga meluangkan waktunya buat gue. Never mind. Gue masih punya teman yang sangat baik yang selalu ada pada saat saat dimana gue sangat butuh dorongan dan semangat.

Ya Rabb, semoga nikmat-Mu yang berupa sahabat sahabat ku ini dapat terus selalu ku nikmati...

Dan Anda. Saat saya meminta Anda untuk menonton saya, mungkin saat itu saya terlihat bercanda. Tapi percayalah, dalam hati saya sungguh ingin Anda datang dan melihat saya. Memberikan saya suatu kekuatan, dorongan, semangat. Lalu mengucapan Selamat. Kalau nanti Anda langsung pulang, saya ngga masalah. Yang penting Anda datang, memenuhi hasrat saya untuk bertemu Anda. Anda, yang telah membantu saya.

Gue bukan anak rantau. Gue ngga datang dari Padang, Manado atau bahkan Papua. Gue lahir di Rumah Bersalin Budi Kemuliaan (belakang Kantor Masa Depan gue, Bank Indonesia), Jakarta, tanggal 23 Mei, 21 tahun yang lalu. Gue tinggal di Slipi, Jakarta Barat selama 19 tahun lamanya, kemudian pindah menjadi commuter dengan tinggal di Jatiasih, Bekasi Selatan. Ini berarti, sebenarnya dari rumah ke kampus masih bisa dicapai dengan alat transportasi publik.

Gue ga ngerti kenapa tiba tiba gue ngetik paragraf yang diatas ini. Maksudnya sih cuma mau nunjukin, kalo sebenernya orang rumah bisa aja nonton gue. Kalo pada mau berkorban.

Anyway.

2 comments:

FREZNEL said...

The best post from the best academic ibs 2011 !!
Tenang aja fan, kadang perhatian orang tua sulit utk dimengerti, beberapa diantaranya sulit mengekspresikannya (bokap gue juga kayak gitu kok, gak pernah datang di lomba2 gue, tapi gue paham kalo dia pasti bangga ama gue) ... Tetap semanagt fan :)

Kamu sangat cantik dan pintar malam itu.
Kamu pantas mendapatkan gelar itu [sesuai prediksi] ...

fanyli said...

thank you, that meant very much to me, fres :')